fbpx ...

Terlalu Banyak Target? Ini Cara Mengatasinya

Terlalu Banyak Target? Ini Cara Mengatasinya

Di era digital sekarang, target kerja sudah jadi bagian dari keseharian karyawan maupun pemilik bisnis. Target membantu membangun ekspektasi, memberi pedoman yang jelas, dan memastikan semua orang berada di jalur yang sama. Tapi, pernah nggak kamu merasa target yang ditetapkan perusahaan terlalu banyak, terlalu detail, bahkan bikin pusing? Nah, di sinilah kita perlu membahas apakah menetapkan banyak target itu benar-benar efektif, atau justru kontraproduktif.

Bagi UMKM yang sedang berkembang, target sering kali jadi alat ukur pertumbuhan. Misalnya, target penjualan bulanan, target jumlah pelanggan baru, atau target efisiensi operasional. Namun, kalau target terlalu banyak, karyawan bisa merasa kewalahan. Target buat staf HR, misalnya, akan makin berat kalau sistem pendukung seperti aplikasi absensi karyawan atau aplikasi gaji karyawan belum terintegrasi dengan baik, beban administratif bisa makin menumpuk.

 

Target yang Terlalu Detail Bisa Jadi Bumerang

Beberapa perusahaan berusaha menjelaskan target sedetail mungkin. Mereka bikin daftar panjang, lengkap dengan komponen penyusunnya, hampir seperti checklist harian. Tujuannya baik: supaya ekspektasi jelas. Tapi kenyataannya, terlalu banyak detail bisa bikin karyawan kehilangan fokus.

  • Rasa Terforsir: Karyawan yang mencoba memenuhi semua target cenderung merasa terforsir. Mereka bisa merasa perusahaan nggak percaya dengan kemampuan mereka. Situasi ini mirip dengan manajemen mikro, yang bikin karyawan merasa tidak nyaman dan kehilangan motivasi.
  • Frustrasi dan Kehilangan Fokus: Kalau target terlalu banyak, karyawan bisa frustrasi. Mereka sibuk mengejar daftar target, sampai lupa hal-hal lain yang juga penting. Misalnya, seorang staf HR di UMKM sibuk memastikan semua target administrasi terpenuhi, tapi lupa melakukan evaluasi kepuasan karyawan. Padahal, itu juga krusial untuk menjaga engagement.

 

Keterbatasan Memori Kerja: Psikologi di Balik Target

Secara psikologis, manusia punya keterbatasan dalam memori kerja. Konsep populer “Magic Number Seven, Plus or Minus Two” menjelaskan bahwa rata-rata orang hanya bisa memproses 5–9 item informasi sekaligus. Kalau target yang diberikan jauh lebih banyak dari itu, kemampuan fokus akan menurun drastis.

Bayangkan seorang supervisor UMKM yang harus mengingat 15 target harian: mulai dari memantau absensi kehadiran online, mengecek stok barang, memastikan laporan keuangan, sampai mengurus payroll dengan aplikasi gaji karyawan. Hasilnya? Bukannya produktif, malah kelelahan mental. Jadi, menetapkan target terlalu banyak justru bisa mengurangi kinerja.

 

Risiko “Permainan Angka” (Gaming the System)

Satu konsekuensi negatif yang sering luput dari perhatian ketika target terlalu banyak dan terlalu detail adalah munculnya perilaku manipulatif dari karyawan. Fenomena ini dikenal sebagai gaming the system. Alih-alih fokus pada tujuan bisnis yang lebih besar, karyawan jadi terjebak hanya pada “hitting the metrics”—memenuhi angka-angka yang ada di checklist.

  • Mengabaikan Kualitas: Demi memastikan semua target terpenuhi, karyawan bisa saja mengorbankan kualitas pekerjaan. Misalnya, tim produksi di sebuah UMKM makanan ringan lebih mementingkan jumlah unit yang keluar sesuai target harian, tapi mengabaikan standar rasa atau kebersihan. Hasilnya, produk memang banyak, tapi kepuasan pelanggan menurun.
  • Tunnel Vision: Karyawan hanya akan melakukan apa yang tertulis di daftar target, tanpa peduli pada hal-hal lain yang mungkin lebih mendesak. Contoh nyata: staf HR sibuk memastikan semua data kehadiran masuk ke software absensi karyawan agar target administrasi terpenuhi, tapi lupa menindaklanjuti keluhan karyawan soal transparansi gaji. Padahal, hal itu bisa berdampak besar pada motivasi tim.

 

Ironisnya, semakin detail target yang diberikan, semakin besar risiko karyawan kehilangan fleksibilitas dan kreativitas. Mereka jadi “robot angka” yang hanya mengejar checklist, bukan solusi nyata. Untuk menghindari jebakan ini, perusahaan perlu menyeimbangkan antara target kuantitatif dengan ruang otonomi. Dukungan teknologi seperti human resource information system (HRIS) bisa membantu, karena sistem ini bukan hanya mencatat angka, tapi juga memberi insight yang lebih luas tentang kualitas kerja dan engagement karyawan.

Dengan begitu, target tetap jadi alat ukur yang berguna, tapi tidak berubah menjadi jebakan yang mendorong perilaku manipulatif.

 

Masalah Kinerja: Solusi yang Lebih Efektif

Kalau karyawan nggak menyelesaikan tugas sesuai harapan, solusinya bukan menambah target detail. Ada cara yang lebih sehat dan produktif:

  • Komunikasi Target yang Ringkas: Pastikan target umum dikomunikasikan dengan jelas tanpa terlalu banyak detail. Misalnya, target “meningkatkan kepuasan pelanggan” bisa dijabarkan lewat survei sederhana, bukan daftar panjang yang bikin bingung.
  • Hubungkan Target dengan Visi Organisasi: Karyawan lebih termotivasi kalau tahu target mereka berkontribusi pada tujuan besar perusahaan. Contoh: target absensi disiplin bukan sekadar angka, tapi bagian dari upaya membangun budaya kerja yang profesional.
  • Gunakan Sistem Digital: Alih-alih menambah detail manual, dalam urusan HR, misalnya, gunakan teknologi seperti software absensi karyawan atau sistem absensi online. Dengan begitu, data kehadiran otomatis tercatat, dan HR bisa fokus ke hal-hal strategis.
  • Review Berkala: Lakukan peninjauan rutin. Misalnya, setiap minggu cek apakah target realistis. Kalau ada hambatan, diskusikan bersama. UMKM bisa memanfaatkan human resource information system (HRIS) untuk memantau progres ini.
  • Reward dan Pengakuan: Jangan lupa memberi penghargaan. Karyawan yang merasa dihargai akan lebih termotivasi. Reward nggak harus besar—bisa berupa ucapan terima kasih di rapat, atau bonus kecil yang dicatat lewat aplikasi gaji karyawan.
Pertahankan Karyawan Terbaik

Menetapkan Target yang Realistis

Target harus realistis dan sesuai kapasitas tim. Kalau target terlalu tinggi, karyawan bisa kehilangan semangat. Sebaliknya, target yang jelas dan terukur bisa jadi motivasi. Misalnya:

  • Target kehadiran 95% per bulan, dipantau lewat absensi kehadiran online.
  • Target penyelesaian laporan payroll tepat waktu, dibantu oleh software absensi karyawan dan HRIS.
  • Target peningkatan engagement karyawan, diukur lewat survei sederhana yang diintegrasikan ke human resource information system.

 

Dengan target yang realistis, karyawan merasa punya arah, tapi tetap punya ruang untuk berkreasi.

 

Peran Teknologi dalam Mendukung Target

Teknologi bukan sekadar alat, tapi partner strategis. UMKM yang ingin berkembang harus berani berinvestasi di sistem digital. Beberapa contoh:

  • Aplikasi Absensi Karyawan: Memudahkan pencatatan kehadiran, mengurangi human error, dan meningkatkan transparansi.
  • Software Absensi Karyawan: Memberi data real-time yang bisa dipakai untuk analisis produktivitas.
  • Human Resource Information System (HRIS): Mengintegrasikan absensi, payroll, dan data karyawan dalam satu platform. Cocok untuk UMKM yang ingin lebih efisien.

 

Dengan teknologi ini, target perusahaan bisa lebih mudah dicapai tanpa membebani karyawan dengan detail berlebihan.

ngabsen.id - Presensi modern simpel paling lengkap dan murah

Kesimpulan: Target Itu Penting, Tapi Jangan Berlebihan

Menetapkan target memang penting untuk menjaga arah organisasi. Tapi terlalu banyak target bisa jadi kontraproduktif. Karyawan bisa merasa kewalahan, kehilangan motivasi, bahkan frustrasi. Solusinya adalah menetapkan target yang jelas, realistis, dan didukung oleh teknologi.

 

UMKM maupun perusahaan besar bisa memanfaatkan aplikasi absensi karyawan, aplikasi gaji karyawan, sistem absensi online, dan human resource information system untuk membuat target lebih terukur dan transparan. Dengan begitu, karyawan merasa dipercaya, punya otonomi, dan tetap termotivasi.

 

Jadi, kalau kamu sedang menapaki jenjang kepemimpinan atau mulai ekspansi bisnis, ingatlah: target itu bukan sekadar angka. Target adalah alat komunikasi, motivasi, dan arah. Tetapkan dengan bijak, gunakan teknologi untuk mendukung, dan lihat bagaimana timmu berkembang dengan lebih sehat dan produktif.

 

Pakai Aplikasi Ngabsen.id

Kelola karyawan lebih mudah dan efisien bersama Ngabsen.id 

Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Terdaftar di

Norton check

© Copyright 2025 PT Xeno Persada Teknologi

Seraphinite AcceleratorOptimized by Seraphinite Accelerator
Turns on site high speed to be attractive for people and search engines.