1. Informasi data karyawan yang kurang jelas |
|
Karena media pencatatan yang kurang modern, data karyawan ini jadi kurang terkelola dengan baik, sehingga mempersulit pemangku kepentingan untuk mengambil keputusan yang tepat terkait pengembangan SDM atau menerapkan aturan-aturan, sistem reward yang tepat untuk SDM tersebut. |
|
2. Kurang dalam menaati undang-undang |
|
Memang ada beberapa ruang negosiasi untuk implementasi undang-undang ketenagakerjaan, sebagian UMKM berusaha terus untuk memenuhi dan taat, dan terus berkembang sampai saat ini, namun ada beberapa UMKM yang kurang menaati hal ini sehingga justru membahayakan bisnisnya sendiri. |
|
3. Penilaian yang subyektif menciderai performer |
|
Beberapa karyawan yang merasa mencapai performa yang baik terkadang merasa kurang dihargai jika tidak ada sistem yang memfasilitasi yang mengukur performa kerja, akan lebih parah jika ada subyektifitas pemberian reward yang hanya didasari oleh kedekatan, ini akan merusak budaya yang dibangun perusahaan. |
|
4. Deskripsi kerja yang kurang jelas ukuranya |
|
Karyawan mengharapkan bahwa tugasnya dideskripsikan dengan cukup jelas serta dapat mengukur capaianya, sehingga mereka merasa punya gambaran pekerjaan dan cara mengukur capaianya, dari sini meraka akan terdorong untuk mencapai hasil dengan kreatifitas yang dimiliki, namun tak banyak UMKM yang menerapkan hal ini. |
|
5. Kebijakan yang kurang memadai |
|
Hal ini adalah konsekuensi logis saat tidak ada sistem yang mampu menyediakan data yang cukup serta memfasilitasi kegiatan administrasi personalia karyawan sejak mulai berkerja hingga pulang kerja serta segalanya yang relevan di antara kedua waktu tersebut. |
|
6. Menjanjikan hal yang tidak sesuai |
|
Ini adalah satu yang menajdi alasan tingkat keluar masuk karyawan dalam perusahaan, ini dapat menurunkan motivasi karyawan dan merusak reputasi perusahaan. Diperlukan sistem yang membantu untuk menentukan reward yang tepat untuk karyawan berprestasi. |
|
7. Gegabah dalam perekrutan |
|
Sebagai bagian penting dalam perusahaan, karyawan haruslah memenuhi kriteria tertentu, namun beberapa UMKM ada yang mengabaikan hal ini, ini cukup membahayakan bisnis juga karena membuka peluang untuk melemahkan bisnis juga karena salah dalam memilih karyawan. |
|
8. Meremehkan pelatihan karyawan |
|
Ini adalah hal umum dalam UMKM, langsung memperkerjakan karyawan tanpa pelatihan yang cukup, beberapa UMKM yang telah besar memiliki program khusus untuk melatih karyawan sebelum bekerja, sehingga karyawan tersebut memiliki kemampuan yang cukup untuk menjalankan peranya. |
|